Kenapa Siswa Sering Salah Paham Saat Membaca, Jawabannya Ada di Pikiran Mereka

0
Compress_20251104_151047_7331

Pontianak, Kalbar [SKN] – Pernahkah Anda mendapati siswa yang lancar membaca, tetapi tak benar-benar memahami apa yang ia baca, kalimat demi kalimat bisa diucapkan dengan fasih, namun ketika ditanya, “Teks ini tentang apa?”, mereka kebingungan menjawab. “Inilah persoalan yang sering dihadapi guru bahasa dan dosen pengajar membaca: siswa bisa reading aloud, tapi belum tentu reading for meaning”, ungkap Kristian Laora,S.S.M.Pd, dilansir pada kegiatan webinar yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu tepatnya pada 22 Juni lalu.

Baca juga : Pendidikan Kalbar Dalam Krisis : PW PII Mengungkap Masalah Serius Yang Tak Bisa Dibiarkan

Masalah ini ternyata tidak selalu karena kosakata yang terbatas atau kemampuan bahasa yang lemah, melainkan karena pikiran mereka belum siap atau skemanya belum aktif. “Dalam dunia psikologi kognitif, schema (skema) diibaratkan sebagai “lemari pengetahuan” di dalam otak kita. Di dalamnya tersimpan segala hal yang pernah kita ketahui: konsep, pengalaman, emosi, dan hubungan antargagasan”. Ungkap Riski Amrina Sari,S.Pd.,M.Hum yang juga menjadi salah satu narasumber pada kegiatan webinar tersebut.

Ketika membaca teks tentang sugar glider, misalnya, siswa Indonesia yang belum pernah mendengar hewan itu akan kesulitan memahami konteksnya. Sementara anak-anak Australia langsung paham, karena di pikiran mereka sudah ada file folder tentang sugar glider, bentuknya, tempat hidupnya, dan perilakunya. Artinya, pemahaman bacaan sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki pembaca sebelum membaca.

Kegiatan ini  mendapatkan antusias dari para mahasiswa, hal in iterlihat dari kegiatan tanya jawab dan diskusi yang dilakukan narasumber dan peserta. Kami berbagi dan berdiskusi tentang bagaimana guru atau calon guru dapat menumbuhkan kemampuan memahami bacaan melalui strategi aktivasi skema. Salah satu teknik yang diperkenalkan adalah KWL Chart (Know – Want – Learned), yaitu meminta siswa menulis apa yang mereka sudah tahu, apa yang ingin mereka ketahui, dan apa yang telah mereka pelajari setelah membaca.

Selain itu, peserta juga diajak mengenal lima strategi utama membangun skema:
1. Make it visual – Gunakan gambar, peta konsep, atau video singkat.
2. Make it engaging – Kaitkan dengan pengalaman pribadi siswa.
3. Read about it – Beri bacaan pendukung yang memperluas konteks.
4. Talk about it – Ajak siswa berdiskusi tentang topik bacaan.
5. Write about it – Minta mereka menulis refleksi setelah membaca.
Strategi ini terbukti mampu membuat proses membaca menjadi lebih hidup dan bermakna, bukan sekadar kewajiban akademik.

Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh panitia saudari Lini Fitri,S.S.,M.Pd, dan saudari Nurul Hidayati, S.Pd.,M.Pd.B.I. seorang peserta bertanya: “Sebagai guru atau orang tua, bagaimana kita bisa membantu anak mengaktifkan skemanya sebelum membaca?” “Jawaban yang paling sederhana adalah, bangkitkan rasa ingin tahu mereka”. Ungkap salah satu narasumber saudari Riski.

Sebelum membaca teks tentang hewan, misalnya, guru bisa bertanya, “Pernahkah kamu melihat hewan ini?” atau “Apa yang kamu pikirkan saat mendengar namanya?” Pertanyaan sederhana itu membuat otak anak mulai membuka lemari pengetahuannya sendiri menyiapkan ruang untuk makna baru.

Baca juga : Dr.Herman Hofi Dorong Dinas Pendidikan Perkuat Karakter Siswa Untuk Cegah Tawuran

Membaca bukan sekadar mengeja kata. Membaca adalah proses menautkan dunia teks dengan dunia pikiran. Ketika skema aktif, siswa tidak hanya tahu apa yang tertulis, tapi juga mengapa hal itu bermakna. Sebaliknya, tanpa skema, membaca hanyalah kegiatan mekanis seperti menonton film tanpa mengenal tokoh dan alurnya. Melalui kegiatan webinar ini, kami ingin menegaskan kembali bahwa membaca sejati dimulai bukan dari buku, tapi dari pikiran yang siap menerima makna.( Heruskn86 )

Sumber : Tulisan ini diadaptasi dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) STBA Pontianak bertajuk “Schema Activation in Reading Comprehension: A Review Theory” yang dilaksanakan pada Juni 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *