Diduga Wilson Korban Kekerasan Rekayasa Ibu Kandung Melalui Oknum Anggota Polisi dan Oknum Petugas RS Jiwa

Pontianak, Kalbar [SKN] – Dugaan aksi tindakan kekerasan rekayasa kasus kembali terjadi di Kota Pontianak yang dilakukan oleh ibu kandung dan di bantu dari oknum anggota polisi dan oknum petugas rumah sakit dengan cara kedua tangan Wilson diborgol, oleh oknum suruhan ibu kandungnya, sehingga mengakibatkan kedua tangannya mengalami luka, pada Kamis (20/3/2025)
Kronologi bermula ketika kedua orang tua saya meminta KTP saya dan sertifikat ruko agar diserahkan kepada mereka, dengan cara membentak dan diancam akan diusir dari rumah dan juga akan dipenjarakan.
“Mama kandung saya juga meminta kepada papa saya agar mendukung perbuatan mama saya untuk meminta ktp saya dan sertifikat ruko, merasa saya ditekan oleh kedua orang tua saya jadi saya memutuskan untuk melawan dengan memukul mama saya dengan bantal kursi sofa dan dilerai oleh papa saya,” ucapnya
Tidak lama berselang mama saya mulai bersandiwara yang seolah-olah saya menganiaya mama saya dengan langsung menelepon Polisi dengan nada berteriak minta tolong, dan tak lama berselang sekitar pukul 11:00, dua oknum anggota Polisi yang diketahui bernama YM dan A.
“Oknum Polisi yang berinisial YM langsung mengekstraksi, sertifikat ruko saya ada di mana,” ada di rumah saya sembunyikan ucap Wilson
Setelahnya saya dipaksa untuk mengeluarkan sertifikat rukonya dengan alasan kasian mamanya khawatir dan mama saya bersandiwara takut bilang saya kasikan sertifikatnya ke orang lain, saya garansi tidak mau keluarkan dan sambil saya menjawab, “itu sertifikat hak milik saya, pakai nama saya dan terserah saya mau saya simpan sendiri atau saya titipkan ke orang tua.
“Dan tak berselang lama, tiba-tiba datang seorang lagi oknum anggota Polisi B, sambil ngomelin saya dengan mengatakan, saya kurang ajar sama orang tua sendiri dan oknum anggota Polis berinisial YM menakut-nakutin saya, dengan mengatakan “ayo keluarin saja sertifikatnya nanti makin banyak loh, masih ada 27 orng oknum Polis lagi tungguin loh” dan saya katakan “silakan datang lah kalo bisa sekalian bawa Presiden kalo perlu,” ucapnya
Memangnya saya salah apa sampai mau di tangkap.” udah itu saya bertanya “uang hasil sewa rukonya ada di mana,” saya jawab. “masih ada saya depositokan dan bunganya saya buat berobat” dan oknum anggota Polisi berinisial YM kembali bertanya “buku Banknya ada di mana, Ayo keluarin” saya jawab “ngapain saya kasi informasi pribadi uangan saya? Itu hakku”
Tak lama berselang saya melihat mama saya dan oknum anggota Polisi berinisial YM berbicara berdua secara (private) karena mereka sudah habis kesabaran dan mereka menelepon petugas sakit jiwa dan tak lama datang 4 oknum petugas sakit jiwa dan 1 oknum ahli psikologi datang dengan menggunakan truk.
Dua oknum Polisi salah satunya YM, menakuti saya dengan cara,” ayo ini tuh ahli psikologi dan Ahli psikologi memaksa saya untuk ikut dia tapi saya tolak dan dua oknum Polisi yang salah satunya YM membujuk saya agar mau mengeluarkan sertifikatnya atau kasi mereka lihat di mana tempatnya saya sembunyikan,
“Tetapi saya menolak bilangin “maaf saya gak mau kasi petunjuk sedikit pun ke mama saya karena saya tidak mau menjadi korban yang ke 2 seperti abang saya,” ungkap Wilson
Dalam peristiwa tersebut saya sempat mengatakan agar mama saya tobat dan kembali oknum-oknum tersebut memaksa saya untuk mengeluarkan sertifikat ruko yang saya simpan tidak berhenti disitu papa saya juga meminta agar menunjukkan potonya saja tetapi saya tetap menolak.
“Yang akhirnya membuat saya mendapat kekerasan dengan cara diseret oleh oknum yang mengaku ahli psikologi rumah sakit jiwa, tambah Wilson
Saya sempat membela diri dengan cara diam ditempat tetapi mereka semua menyerang saya beramai-ramai, ada yang menyetrum saya dan ada yang memborgol saya yang mengakibatkan kedua tangan saya terluka dan saya ditiarapkan sambil ditekan dan diduduki oleh tiga oknum Polisi tersebut.
Saya juga mengalami cekikan dileher saya dan diseret agar masuk ke dalam truk rumah jiwa sakit tetapi saya melawan sambil berteriak, sehingga mereka oknum-oknum tersebut bubar.
Tetapi Oknum Polisi yang berinisial YM masih saja membujuk saya agar mengatakan dimana saya menyimpan sertifikat ruko saya dan terakhir sebelum oknum Polisi tersebut pergi, dia sempat meninggalkan no hp,” ucap Wilson
Dilain waktu kemudian oknum Polisi yang bernama YM menghubungi saya melalui via WhatsApp dengan mengatakan, Son kasih zambuk Son biar gak sakit terus kalau kamu mau curhat apa bel saya, biar saya bisa atur mamakmu son , cuman om pesan jangan ribut sama mamakmu lagi ya.
“Kalo mamakmu ngomel-ngomel, anggap saja telinga pekak mata butak supaya nggak ada masalah lagi, dan Wilson menjawab ya om, ok kapan-kapan kalau saya udah ada waktu kita ngopi di hijas boleh kita ngobrol, ok terima kasih,” ucap Oknum Polisi yang berinisial YM
Pewarta : Sri Astuti