MAN Model Kembali Coreng Wajah Pendidikan Kota Singkawang
Oplus_131072
Singkawang, Kalbar [SKN] – Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi gerbong kebaikan dalam melahirkan siswa-siswa yang terdidik dan berkompetensi justru menjadi tempat sarangnya menanamkan premanisme dan tindakan anarkis yang dipertontonkan oleh oknum-oknum guru MAN MODEL Singkawang kepada para siswa dan masyarakat Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Setelah beberapa kasus yang pernah terjadi yang dilakukan oleh oknum guru di MAN MODEL Singkawang, seperti terindikasi dugaan ajaran sesat atau ajaran agama yang menyimpang yang dilakukan oleh salah satu oknum guru Man Model Singkawang dan dugaan mengungkapkan seksi terhadap siswa yang dilakukan oleh oknum guru di Man Model Singkawang.
Sekarang berulang lagi kejadian pemukulan, pemukulan berat atau pengeroyokan oleh 3 (tiga) oknum guru terhadap 2 (dua) orang siswanya yang telah mengakibatkan siswanya babak belur dan ditangani secara medis.
Seorang warga yang berdomisili di lingkungan sekolah Man Model Singkawang yang mengetahui kejadian tersebut dari cerita salah satu penonton pertandingan Volly Ball yang berlangsung di Man Model itu berhasil diwawancarai.
Dihadapan para awak media Warga yang biasa disapa Bowo itu menjelaskan Kronologisnya pada Selasa pada (23/9/2025), sekitar jam 16:00 Wib berlangsung pertandingan Bola Volly antara sekolah Man Model lawan tanding dengan SMA asal Kecamatan. Paloh Kabupaten Sambas. Dalam pertandingan itu disaksikan oleh masing-masing supporter yang berasal dari siswa, guru dan penonton umum, berlangsung sengit dan kemudian dimenangkan oleh SMA Man Model.
Dalam penentuan kemenangan itu masing-masing supporter saling berteriak memberikan semangat kepada masing-masing Tim mereka, tatkala wasit meniupkan pluit tanda kemenangan kepada Tim Man Model Singkawang, seketika antusias dan euforia dari para siswa yang juga supporter Man Model itu membludak berlari dan semua memasukkan lapangan sambil berteriak senang dan melompat-lompat, sebagian juga datang memeluk para pemain mereka, dan ada juga siswa yang berlari-lari dengan rasa senang membawa papan skor tanda luapan kemenangan atas Tim mereka itu, juga ada beberapa siswa yang seperti-mukul gendang sambil pamerkan kegirangan,” ucap Bowo
Lebih lanjut Bowo mengatakan keadaan sorak sorai kegembiraan kemenangan menjadi ajang pemukulan dapat diketahui dari Video yang tersebar luas di masyarakat, oleh 3 (tiga) orang oknum guru berlari dan mendatangi 2 (dua) orang siswa yang membawa papan skor kemenangan itu, ketiga oknum guru itu langsung melakukan pemukulan dan pengeroyokan kepada 2 (dua) siswa itu dengan meninju tubuh, memukul kepala, menerjang, oknum-oknum itu saling bergantian melakukan cinta dan tak kurang jumlah pukulan yang diterima kedua siswa itu, lalu kedua siswa itu dari tengah hingga ke dalam kelas.
“Tidak sampai disitu, kedua siswa yang telah dibawa masuk ke dalam kelas itu juga ditambahi lagi pukulan-pukulan di bagian perut dan beberapa pukulan diwajahnya. Akibat dari pemahaman dan pengeroyokan yang dilakukan para oknum guru itu mengakibatkan babak belur di beberapa bagian tubuh dan wajah kedua siswa itu,” jelas Bowo
Itulah kronologis yang kami dengar dari salah satu siswa /supporter yang pulang dari menonton pertandingan dan turnamen itu, kebetulan mereka para siswa dan supporter itu pergi dan pulangnya lewat didepan rumah saya, saat itu saya sedang dilindungi melindungi halaman dan mendengar mereka berlari-lari cemas setelah menyaksikan kejadian itu, saat itulah saya bertanya dan kemudian mereka menceritakannya.
Kami sebagai warga sedih sangat dan menyesali kejadian itu apalagi dilakukan oleh para guru yang seharusnya menjadi teladan, bijak dan beretika dalam mendidik siswa tentu harus memberikan contoh yang baik kepada para siswa, bukan berprilaku seperti preman dan anarkis, apalagi sekolah itu adalah sekolah yang sebagian kurikulumnya adalah tentang ajaran agama, pungkas Bowo mengakhiri detailnya.
Hingga berita ini diturunkan awak media masih berusaha mencari dan menghubungi orang tua siswa yang menjadi korban, namun belum dapat dikonfirmasi ( Red )
