Aktivitas PETI di Sintang: Akan Menjadi Bencana Ibarat Bom Waktu

0
Compress_20250224_164059_9210

Sintang, Kalbar [SKN] – Ketika dunia berjuang menjaga kelestarian hutan dan lingkungan, ironi besar terjadi di Mengkurai, Kecamatan Sintang Kota. Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah ini terus beroperasi, bagikan tak tersentuh hukum, dan semakin merajalela.

Pada Sabtu, (22/2/2025), lalu  tim investigasi gabungan awak media menguak fakta mengejutkan: PETI bukan sekedar tambang ilegal, tetapi bom waktu yang siap meledak kapan saja menjadi bencana buat kehidupan masyarakat luas dan habitat.

Di lokasi, suara mesin pengeruk menggema, memecah kesunyian alam yang dulu asli sekarang menjadi Lumpur bercampur merkuri mengalir ke sungai Kapuas, menghancurkan ekosistem yang telah ada selama ratusan tahun lalu ungkap Maulana mewakili tim gabungan Ivestigasi awak media saat memberikan keterangan pers rilisnya pada Senin (24/2/2025)

Terang Maulana para penambang bekerja tanpa takut dengan ancaman seolah olah hukum hanyalah bayang-bayang yang tak pernah benar-benar hadir untuk para pelaku perusak lingkungan,, pertanyaannya Siapa yang melindungi mereka?? cetus Maulana.

Bukan hanya alam yang menjadi korban, tetapi juga manusia. Sungai yang dulu menjadi sumber kehidupan kini hancur tak berarti hingga dipenuhi lumpur dan racun saat ini  mengancam kesehatan warga sekitar.

Penyakit akibat pencemaran mulai bermunculan, tetapi tak ada tindakan nyata dari pihak berwenang maupun pihak pihak yang berkepentingan sungguh malang nasib anak negri kelak di kemudian hari

Apakah nyawa manusia sudah tak lebih berharga dibandingkan emas yang digali dari perut bumi?

Keuntungan besar dari PETI dinikmati segelintir orang, sementara masyarakat sekitar dibiarkan menanggung dampak buruknya.

Pertanian rusak, air bersih langka, dan ketegangan sosial meningkat. Warga yang ingin bersuara pun memilih diam, takut terhadap kekuatan tak kasat mata yang melindungi tambang ilegal ini.

Masih terang Maulana. Ketidaktegasan aparat semakin memperkeruh keadaan. Operasi razia yang hanya sebatas formalitas tanpa penindakan konkret membuat PETI terus berjalan tanpa hambatan.

Jika ini terus dibiarkan, tak hanya lingkungan yang hancur, tetapi kepercayaan masyarakat terhadap hukum pun akan lenyap.

Pemerintah tak bisa terus bermain aman. Penindakan tegas dan sistematis harus segera dilakukan, tanpa kompromi dan tanpa tebang pilih.

Siapa pun yang melindungi aktivitas ilegal ini harus diungkap dan dihukum. Jika tidak, PETI akan terus menjadi benalu yang menggerogoti masa depan Sintang.

Namun, tindakan represif saja tidak cukup. Alternatif ekonomi yang berkelanjutan harus diberikan kepada masyarakat.

Program pengembangan pertanian, ekowisata, dan industri kreatif bisa menjadi solusi agar mereka tak lagi tergoda oleh aktivitas ilegal yang merusak.

Kini, pertanyaannya: Apakah pemerintah akan membiarkan bom waktu ini terus berdetak hingga akhirnya meledak? Ataukah mereka akan bertindak sebelum semuanya terlambat? Sintang butuh jawaban, dan jawaban itu harus datang sebelum semuanya terlambat tegas Maulana.

Sumber : Maulana Ketua Tim Ivestigasi Awak Media

( Heruskn86 )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *